Selasa, 15 Januari 2008

Cara Upload MySQL Database

Kali ini kami akan ajak anda untuk mengetahui cara meng-upload database anda ke website dengan menggunakan phpmyadmin
MySQL memiliki fasilitas yang dinamakan “MySQL Dump”. Biasanya digunakan untuk melakukan backup pada database, atau untuk melakukan transfer data ke server. Cara termudah untuk melakukan dumping pada database MySQL anda adalah melalui phpmyadmin
Catatan kecil: phpmyadmin adalah sebuah tools yang dibuat menggunakan PHP dan digunakan untuk mempermudah administrasi terhadap database MySQL
Pada Komputer LokalDalam contoh ini, kami menggunakan phpMyAdmin 2.6.1-pl3 pada komputer lokal, langkah-langkahnya:a. ketikkan path ke phpmyadmin pada localhost anda
b. pilih database yang ingin anda dump,Terdapat di sebelah kiri phpmyadmin
c. jika telah anda telah memilih database, maka phpmyadmin akan menampilkan tabel-tabel yang terdapat pada database tersebut.
d. klik pada bagian “Export”
e. Sekarang anda berada pada bagian option yang menentukan “Bagaimana cara database anda akan di dump”,
Catatan pada menu option:• Export: Pilihan bagaimana dump dari database anda akan ditampilkan. Defaultnya adalah SQL.Jika anda akan menggunakan dump dari database untuk ditransfer ke website anda, maka gunakan SQL.
• SQL option: opsi2 mengenai query apa saja yang akan digunakan pada dump database anda.Opsi2 untuk export menggunakan SQL
• Save as File: Jika anda ingin hasil dump database langsung disimpan, maka centang bagian inipada bagian ini, anda juga dapat memilih tipe kompresi untuk dump database anda
f. klik ‘go’Jika sebelumnya anda mencentang bagian ‘save as file’ maka akan keluar popup window (file download).
Jika tidak, maka hasil dump dari database akan ditampilkan langsung di browser
Hasil dump yang ditampilkan di browser, sebaiknya anda copy terlebih dahulu
Pada Website AndaLogin ke cpanel website anda (http://domainanda/cpanel) dengan menggunakan username dan password yang telah dikirimkan oleh Rumahweb.Setelah login, anda dapat menggunakan phpmyadmin yang sudah terdapat pada cpanel, langkah2 nya:a. Klik pada menu ‘MySQL database’
• Jika anda belum membuat MySQL user, dan database di cpanel. Maka ikuti langkah berikut:i. isikan username dan password untuk MySQL userKemudian klik ‘Add User’Catatan: ingat baik2 username dan password yang telah anda buat, karena akan diperlukan untuk koneksi dari php ke database anda.
ii. Masukkan nama database yang ingin anda buat
iii. Tambahkan user ke database yang telah anda buatklik add “user to db”
b. setelah anda masuk ke menu ‘MySQL database’, klik link untuk ke phpmyadmin
c. Kemudian pilih database yang akan anda isi dengan hasil dari MySQL dump
d.Lalu klik pada menu ‘SQL’
e. Jika anda:a. Tidak menggunakan ‘Save as file’ untuk hasil dump database tadi, maka anda dapat melakukan copy (pada hasil dump di komputer lokal)
Lalu anda paste pada bagian ‘Run SQL Query’Kemudian klik ‘go’
b. Menggunakan ‘Save as File’, maka anda tinggal meng-upload file hasil dump dari database tadi.Klik browse, lalu
klik ‘open’
Kemudian, anda tinggal meng-klik ‘go’
Maka database anda pun selesai di upload
One Response to “Cara Upload MySQL Database”
w_noegroho Says: August 2nd, 2006 at 8:34 am
Bagaimana kalau PHPmyAdmin-nya versi 2.2.3 (yg saat ini saya punya)?Tampilannya beda banget dg versi 2.6.xxx.Tolong dong Friend aku diajarin bikin dump/backup s/d upload database mySQL ke tempat hostingku..Thank’s berat.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
WP Theme & Icons by N.Design Studio

IPv4 ADRESS SUBNETING

Anda sekalian pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah IP, karena IP inilah yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan orang orang dari seluruh penjuru dunia yang terhubung ke internet. IP adalah singkatan dari Internet Protocol. Protokol disini saya analogi kan sebagai suatu bahasa penghantar yang digunakan oleh internet untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Jika bahasa yang digunakan ini berbeda, maka komunikasi pun tidak dapat dilakukan. Layaknya seorang dari kampung A bertemu dengan seorang dari kampung B yang mempunyai bahasa berbeda, dapat dipastikan terjadi jaka sembung bawa golok, alias tidak nyambung..:) Berawal dari konsep itulah, maka kita mengenal istilah TCP/IP yang digunakan untuk menyeragamkan semua protokol yang kita gunakan untuk dapat berkomunikasi dengen seluruh penjuru dunia yang terhubung dengan internet. Mungkin anda bertanya-tanya, "jika saya terhubung di dalam suatu Local Area Network atau Wide Area Network, apakah saya memerlukan suatu alamat tertentu?", jawabannya adalah "Ya, jelas sekali". Contoh konkritnya, anda dapat mengetik winipcfg dari menu run*jika anda menggunakan o/s win95/98*, atau ipconfig dari dos prompt *jika anda menggunakan winNT* atau dapat juga mengetik ifconfig -a *jika anda mengunakan unix/linux* Saya asumsikan anda sekalian menggunakan windows 95/98. Disini terlihat dengan jelas, bahwa sebuah PC mempunyai IP Address tertentu, misalnya 192.168.8.5 dengan subnet mask 255.255.255.0 kemudian diikuti oleh Default Gateway 192.168.8.1 **default gateway adalah: semua traffic pada client / host tersebut untuk dapat berhubungan dengan network yang lain, harus melalui suatu address atau interface tertentu** Format IP Address pun terlihat dengan jelas x.x.x.x dimana jumlah bit secara keseluruhan adalah 32 bit. Bearti di setiap segment mempunyai 8 bit. Bisa kita tuliskan seperti ini: 11111111.11111111.11111111.11111111 = 255.255.255.255 Dari angka tersebut, dapat kita ambil kesimpulan, bahwa kita mempunyai range IP Address dari alamat 0.0.0.0 sampai dengan 255.255.255.255, dan bisa kita hitung jumlah ip address yang tersedia adalah 256 * 256 * 256 * 256 = 4294967296 (hitungnya pake kalkulator, jgn pake tangan yah :)). Mungkin anda sekalian bertanya tanya, darimana muncul angka 256?. Kita ingat, bahwa setiap segment dari IP Address mempunyai 8 bit, dan kita bisa menggunakan formula ini: 2n, sehingga hasil perhitungan dari 28 adalah 256. Dari jumlah address yang sebanyak itu, maka lahirlah pengelompokan-pengelompokan untuk lebih memudahkan kita memanage dan mengenal suatu IP Address. Kita mengenal beberapa lembaga atau badan usaha yang mengatur pengalamatan di internet ini, seperti misalnya InterNIC, ApNIC, atau di indonesia dikenal dengan ID-NIC. Adapun pengelompokan IP Address yang lazim dan dikenal adalah sebagai berikut: Class A: 0.0.0.0 s/d 126.255.255.255 Class B: 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255 Class C: 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255 Class D: 224.0.0.0 s/d 239.255.255.255 Class E: 240.0.0.0 s/d 247.255.255.255 Class D dan Class E digunakan untuk Multicast dan Experiment purpose. Multicast disini adalah pengalamatan untuk keperluan streaming, misalnya audio streaming dan sebagainya, dan dikenal dengan istilah IP MultiCasting. Kemudian anda mungkin bertanya-tanya, dimakah IP Address 127.0.0.0?, pertanyaan yang bagus. IP Address 127.0.0.0 ini sudah di reserved untuk keperluan localhost, artinya, secara default, PC kita mempunyai ip address default, yaitu 127.0.0.1 Dan kita juga mengenal adanya istilah Public IP Address dan Private IP Address. Public IP Address adalah ip address yang dikenal oleh internet / jaringan di luar dari local area network, sedangkan private ip address adalah alamat ip yang hanya digunakan untuk keperluan local area network dan tidak dikenal oleh internet. Sehingga untuk dapat berkomunikasi, kita dapat melakukan suatu proses yang dikenal dengan Network Address Translation, yaitu dimana private ip address ini dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Adapun range untuk private ip address dari setiap class adalah sebagai berikut: Private IP Address untuk Class A: 10.0.0.0 Private IP Address untuk Class B: 172.16.0.0 s/d 172.32.0.0 Private IP Address untuk Class C: 192.168.0.0 Mungkin anda bertanya lagi, mengapa harus ada private ip address? Karena kita tidak perlu meminta secara khusus untuk private ip address. Kita dapat memakainya tanpa perlu ijin dari suatu lembaga tertentu misalnya internet ataupun id-nic. Contoh konkrit adalah untuk ABC Local Area Network yang mempunyai 3 Network: 192.168.8.0, 192.168.10.0, dan yang terakhir 192.168.129.0 Semoga sampai bagian ini, anda sekalian telah mendapatkan gambaran tentang IP Address, karena kita akan memasuki dunia yang lebih gelap lagi dari mahluk yang menamakan dirinya IP Subnetting. Sebelum kita memulai bahasan selanjutnya, perlu diingat juga, bahwa format ip address seperti yang terlihat diatas, terdiri dari 2 bagian utama, yaitu Network dan Host. Istilah Network disini dapat kita analogikan seperti nomor jaringan dan Host dapat kita analogikan sebagai PC anda. Masih jelas dalam ingatan anda pengelompokan dari IP Address, dimana dibedakan menjadi beberapa class, dimana di setiap kelas tersebut, mempunyai porsi network dan host sebagai berikut: Class A: Network.Host.Host.Host Class B: Network.Network.Host.Host Class C: Network.Network.Network.Host untuk Class A, dapat kita simpulkan terdiri dari 8 bit Network Address, dan 24 Bit Host Address untuk Class B, dapat kita simpulkan terdiri dari 16 bit Network Address, dan 16 Bit Host Address untuk Class C, dapat kita simpulkan terdiri dari 24 bit Network Address, dan 8 Bit Host Address kita ambil contoh untuk ip address class A, terlihat dengan jelas, bahwa available host yang tersedia adalah 256 * 256 * 256 = 16777216. Suatu angka yang sangat besar. Apakah mungkin di dalam suatu perusahaan yang besar sekalipun, mempunyai PC atau Client atau Host sebanyak 16 juta? Rasanya belum ada di dunia ini sebuah perusahaan yang mempunyai jumlah host sebanyak itu. Nah...jika kita mempunyai satu network class A, katakanlah 10.0.0.0, dan jumlah client yang ada hanya 100, bearti kita telah membuang sekitar 15 jt lebih ip address. Suatu pemborosan yang sangat tidak manusiawi..:), dan perlu diingat juga, bahwa ip address ini haruslah unique, artinya, dalam suatu jaringan tidak diperbolehkan mempunyai dua ip address yang sama. Oleh sebab itu lahir-lah teknik untuk memecah mecah suatu network address menjadi lebih kecil lagi. Akan saya berikan contohya sebagai berikut: Sebuah perusahaan medium yang mempunyai PC atau Client atau Host sebanyak 50 buah. Anda sebagai seorang network / system engineer diminta untuk mendesain atau mengalokasikan sejumlah ip address untuk keperluan customer tersebut. Jika kita lihat disini, untuk jumlah host yang paling kecil dan memenuhi syarat adalah jika kita menggunakan ip address dari class c, karena jumlah maksium host dari class c adalah 254 (anda mungkin bertanya kenapa bukan 256?, karena dalam konsep IP, 2 ip address tidak bisa kita pakai, yang pertama digunakan untuk network address, dan yang kedua digunakan untuk broadcast address, formulanya adalah 2n -2). Itulah sebabnya, pada contoh kasus ini, kita hanya memerlukan satu network yang bisa meng-cover jumlah host yang sedikit itu. Okei, kita sepakat mengambil satu ip address dari class c, misalnya: 192.168.5.0 dan kita akan memulai perhitungan ini dengan mengunakan bilangan biner, jika anda melihat kembali diatas, bahwa ip address untuk Class C terdiri dari N.N.N.H, dimana N adalah Network dan H adalah Host, untuk sementara ini, kita abaikan dulu network addressnya, kita fokuskan pada host addressnya. host address pada class c yang akan kita pecah akan terlihat seperti ini: N.N.N.-- N.H *karena kita akan miminjam beberapa bit dari host yang kita jadikan sebagai network address* host address pada class c yang terdiri dari 8 bit: 1 1 1 1 1 1 1 1 = 255 kita juga perlu mengingat hitungan 2n yang akan kita lakukan pada setiap perhitungan ip address: 2^7 2^6 2^5 2^4 2^3 2^2 2^1 2^0 hasil dari bilangan pangkat diatas adalah berturut turut: 128 64 32 16 8 4 2 1 = 255 ingat, jumlah host yang diminta hanya 50, jika anda lihat, jika kita menjumlahkan dari angka 16 + 8 + 4 + 2 + 1, maka hasilnya adalah 31, sedangkan jumlah host yang diperlukan adalah 50. Kalau begitu kita harus menjumlahkan lagi dari angka 32 + 16 + 8 + 4 + 2 +1, maka hasilnya adalah 63, dan kita telah memenuhi syarat karena jumlah host yang diperlukan hanya 50. bearti: kita meminjam 2 bit dari 8 bit yang ada untuk dijadikan sebagai network address. 2 bit itu adalah angka 128, dan 64. jika kita jumlahkan, akan menghasilkan 192 maka: subnet address untuk network ini adalah 255.255.255.192 atau kita bisa menuliskan 192.168.5.0/26 **untuk ip address tanpa subnetting adalah /24 atau 255.255.255.0, karena kita meminjam 2 bit, tinggal kita tambahkan saja, sehingga menjadi /26 atau 255.255.255.192** kemudian: kita tentukan network address untuk subnet mask tersebut, caranya, anda tinggal mengurangkan saja dari total bit **cara ini mungkin berbeda dengan yang lain, karena yang akan saya perlihatkan adalah perhitungan menggunakan method saya sendiri** anda lakukan pengurangan ini: 256 - 192 = 64 (angka 256 adalah total keseluruhan bit, dan 192 adalah subnet address) sehingga: network address pertama adalah: 192.168.5.64 / 26 network address kedua adalah: 192.168.5.128 / 26 network address ketiga adalah: 192.168.5.192 / 26 ...dst.... hasilnya adalah: Network address = 192.168.5.64 Subnet mask = 255.255.255.192 ip address pertama adalah: 192.168.5.63 / 26 ip address terakhir adalah: 192.168.5.126/26 broadcast address adalah: 192.168.5.127 untuk mendapatkan broadcast address, and tinggal mengurangkan satu dari network address yang kedua, dalam hal ini 128 - 1 = 127 Selesai lah sudah proses perhitungan kita yang pasti membuat anda anda sekalian menjadi tambah pusing..:)... saya kasih contoh satu lagi biar tambah pusing..:) : Tentukan Subnet Address / Network Address, Broadcast Address, IP Pertama dari subnet tersebu, IP terakhir dari subnet tersebut jika anda diberikan IP Address: 192.168.200.50 dengan Subnet Mask: 255.255.255.252 jawab: dengan memakai cara diatas, kita langsung bisa mendapatkan sebagai berikut: yang pertama kali anda lakukan adalah: 256 - 252 = 4 anda tambahkan 4 + 4 + 4...dst, sampai mendekati angak 50, jika anda tidak salah hitung, maka angka yang terdekat adalah: 48 sehingga, subnet address / network address dari ip address diatas adalah: 192.168.200.48 dengan, broadcast address adalah: 192.168.200.51 (subnet kedua dikurang satu) dan ip address pertama adalah: 192.168.200.49 ip address terakhir adalah: 192.168.200.50

Jumat, 11 Januari 2008

Pengalamatan IP

Menurut mas Kupuss, IP Address sangat penting dalam penerapan suatu konsep jaringan. IP address terkonsep dalam suatu angka angka atau penomoran, terkadang seseorang yang baru memulai bahkan yang sudah expert sekalipun tidak mengetahui secara benar konsep penomeran yang digunakan dalam pengalamatan IP sehingga hanya mengetahui konsep IP addresing dalam angka angka desimal saja dan tidak tau apa itu angka desimal, binary, hexa, dan ascii dan bagaimana mengkonversi angka-angka tersebut .Angka tadi sangat penting dalam menentukan subneting dan dalam network class mana ip tersebut berada. Kita akan membahas terlebih dulu karakter angka angka yang biasanya digunakan dalam konsep pengalamatan IP

Penomeran / pengalamatan IP
Secara umum terbentuk dari beberapa bahasa angka /penomeran yaitu desimal, binary, hexadesimal, ascii hexadesimal.

== desimal
Angka berikutlah yang sehari-hari kita kenal sebagai IP address pada umumnya
angka desimal dimulai dari 0 s/d 9 Contoh ip dengan angka desimal : 192.168.0.1
== binary
Angka binary terdiri hanya dengan dua angka saja yaitu 0 dan 1 yang biasanya ditulis sebesar 8 bit pada pada setiap blok nya untuk ip address, contoh ip dengan binary : 1100000.10101000.00000000.00000001 bila dikonversi ke desimal adalah : 192.168.0.1
== hexadesimal
Angka hexa sering ditulis mulai angka 0 s/d 9 diteruskan dengan huruf A s/d F, contoh angka hexadesimal : C0.A8.00.01 jika dikonversi dalam desimal adalah : 192.168.0.1
== AsCII hexadesimal
Sering ditulis dengan notasi 0x sebelum angka hexa contoh angka ASCII hexa : 0xC0.0xA8.0×00.0×01 silahkan konversikan sendiri ke angka desimal

Tehnik pengkonversian

== binary ke desimal
dapat kita lakukan dengan menjumlahkan urutan angka desimal yang berada dalam tabel berikut :
————————————————-
| binari | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
————————————————-
| desimal | 128 | 64 | 32 | 16 | 8 | 4 | 2 | 1 |
————————————————-
Jadi bila angka binary adalah 11111111 maka pengkonversian angka adalah dengan menjumlahkan tabel angka desimal hasilnya adalah : 128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255, contoh : angka binary 11010111 maka penjumlahannya adalah 128 + 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 2 + 1 = 215. Bagaimana dengan : 10110011.11100101.00110101.10001101 coba konversikan ke angka desimal gampang kan. Catatan : pengkonversian ini sangat penting dalam menentukan network ID host ID dan subnet mask

== desimal ke binary
tehnik pengkonversian nya adalah membagi angka desimal dengan 2 dan diteruskan dengan membagi hasilnya menjadi 2 kembali sampai menemukan hasil pembagian 1
harap diperhatikan contoh berikut …
contoh : ngka desimal adalah : 192
192 : 2 = 96 sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1 <<<— kenapa jika 3 dibagi 2 maka hasilnya adalah 1,5 tidak mungkin angka binari ditulis dengan angka 1,5 maka diambil 1 dan sisanya adalah 1, kalau tidak paham tanya sama guru matematika SD kelas 3, karna hasil nya adalah 1000000 << - ini tidak mencukupi 8 bit seperti yang sudah gw jelaskan diatas maka hasil pembagian 3:2 = 1 diletakkan dibawah. Penempatan nya atau cara membacanya adalah dari bawah ke atas
sehingga menjadi 11000000 bukan 00000011 <– salah besar. Bagaimana jika hasil nya t1dak mencukupi 8 bit atau hanya 5 bit ahkan kita telah memasukan hasil pembagian terakhir maka yang harus dilakukan adalah menambahkan angka 0 dari bawah sehingga menjadi 8 bit. Contoh desimal : 61 jika telah dikonversikan didapatkan 111101 <<>

== binari ke hexadesimal
waduh agak panjang nih setiap 4 bit angka binari adalah 1 angka hexadesimal yang sudah menjadi ketetapan dapat dilihat sebagai berikut sebelah kiri adalah angka binari dan kanan adalah hexadesimal
0000 = 0
0001 = 1
0010 = 2
0011 = 3
0100 = 4
0101 = 5
0110 = 6
0111 = 7
1000 = 8
1001 = 9
1010 = A
1011 = B
1100 = C
1101 = D
1110 = E
1111 = F
Sekarang kita konversi pisahkan angka binary menjadi kelompok 4 bit cara mengelompokan harus dari kanan ke kiri, contoh 11010101 pisahkan menjadi 4 bit menjadi 1101 0101 maka angka hexa nya adalah : D5. Bagaimana jika angka binary nya tidak mencukupi 4 bit, seperti yang sudah diterangin diatas pada bagian binary maka ditambahkan angka 0 dibelakangnya sampai mencukupi 4 bit. Contoh : 101001
kelompokan menjadi 4 bit, ingat cara mengelompokan harus dari kanan ke kiri menjadi

10 1001

Karna tidak mencukupi 4 bit pada kelompok kedua maka tambahkan angka sampai mencukupi 4 bit menjadi 0010 1001 <<– maka angka hexa nya adalah = 29. Untuk latihan sekarang tolong konversikan angka 01111 menjadi hexadesimal dan angka CA.01.F0.3A menjadi angka desimal

== ASCII hexadecimal
Seperti yang telah di jelasin jugak diatas angka ascii hexa biasanya ditulis dengan notasi 0x sebelum angka hexadesimal contoh : 0xBA 0xF1 0xCB 0xD3

MEMILIH INTERNET SERVICE PROVIDER


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan pada waktu memilih ISP:

Harga
Beberapa ISP menawarkan akses dengan biaya tetap per bulan atau per tahun. Yang lain menawarkan layanan dengan tarif per jam atau dengan mencharge per megabyte data yang ditransfer. Jika Anda belum tahu tingkat penggunaan nantinya, mulailah dulu dengan biaya tetap dan kemudian lihat penggunaannya.

Support
Jika perusahaan Anda tidak mempunyai ahli atau staf jaringan sendiri, Anda akan perlu support tambahan dari ISP. Tanyakan kepada provider mengenai konfigurasi, training, startup software yang disediakan di tempat, dan apakah provider mempunyai help desk yang bisa dihubungi melalui telepon atau email. Di samping itu, beberapa service provider mengadakan rapat user atau pertemuan sejenis untuk membantu pelanggan mereka supaya dapat menggunakan Internet lebih efektif.

Akses
Jika ISP menawarkan akses dial-up, jangan lupa untuk menanyakan jumlah modem dan jumlah pelanggan yang dilayani oleh ISP tersebut. Tanyakan beberapa pertanyaan berikut:
Apakah ISP menjalankan jumlah sesi maksimum dan melindungi akses dengan password?
Apakah ISP menggunakan satu nomor akses atau sejumlah nomor?
Berapa kecepatan koneksi yang tersedia? (Sebagai contoh, pastikan ISP mempunyai modem analog kecepatan tinggi—33.6K dan 56K—atau modem digital ISDN—128K—jika mempunyai layanan ini.

Kinerja
Perlu untuk diketahui bagaimana service provider terhubung ke Internet. Sebagai contoh, tidaklah efektif jika mempunyai koneksi cable dari kantor Anda ke ISP jika ISP tersebut terhubung ke Internet melalui koneksi yang kecepatannya di bawah cable, terutama jika ISP mendukung beberapa pelanggan. Pada umumnya, kecepatan koneksi yang lebih tinggi memungkinkan service provider untuk mengakomodasi banyak user dan bekerja lebih efisien.

Layanan Tambahan
Konektivitas Internet membutuhkan administrasi, konfigurasi, dan maintenance jaringan yang terus-menerus. ISP Anda mungkin menawarkan layanan ini, jadi jangan lupa untuk menanyakannya.

Jika Anda pengguna dial-up, tanyakan ISP Anda apakah user account dan mailbox atas nama Anda, dengan ruang mail spool yang cukup untuk sejumlah user yang dapat menerima e-mail pada alamat Anda. Ruang spool sangat penting karena mempengaruhi kapasitas penyimpanan mailbox Anda.

Jika Anda pengguna direct access, tanyakan apakah ISP Anda menawarkan registrasi pengenal jaringan seperti nama domain dan alamat IP Internet. Anda juga akan membutuhkan komputer yang melakukan beberapa hal berikut:
Domain Name System (DNS)—menyediakan translasi dari nama komputer Internet (sebagai contoh, pcmedia.co.id) ke alamat numerik (sebagai contoh, 202.158.39.108).
E-mail—menyediakan e-mail account dan memungkinkan pengguna untuk menerima dan mengirim email.
World Wide Web atau Gopher—memungkinkan Anda untuk menampilkan informasi dan membuatnya dapat diakses oleh komunitas Internet.

Paket Internet server komersial yang dapat dijalankan pada beragam platform juga tersedia, atau ISP Anda dapat membantu dalam hal tersebut.
sumber: pcmedia.co.id

Mengenal Hardware dan Topologi Jaringan

1. Pendahuluan
Sejak memasyarakatnya Internet dan dipasarkannya sistem operasi Windows95 oleh Microsoft, menghubungkan beberapa komputer baik komputer pribadi (PC) maupun server dengan sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network) sampai WAN (Wide Area Network) menjadi sebuah hal yang biasa. Demikian pula dengan konsep "downsizing" maupun "lightsizing" yang bertujuan menekan anggaran belanja khususnya peralatan komputer, maka sebuah jaringan merupakan satu hal yang sangat diperlukan. Dalam makalah ini akan dibahas sebagian komponen yang diperlukan untuk membuat sebuah jaringan komputer.


2. Sejarah Jaringan
Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian.

Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal. (Lihat Gambar 1.) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.

Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2., dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dala proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat

Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN.

Minggu, 06 Januari 2008

Protokol Jaringan

Kata protokol dibidang komputer digunakan untuk menjelaskan suatu aturan untuk saling berhubungan antara berbagai unit. Peralatan jaringan komputer mengikuti protokol dalam berkomunikasi satu sama lain.Sejak awal terdapat keragaman produk perangkat keras dan perangkat lunak Jaringan komputer yang tersedia di pasar. Keragaman ini disatu sisi menguntungkan pemakai peralatan Jaringan komputer karena mendorong persaingan di antara pemasok dan menyediakan pilihan model yang luas, namun keragaman ini menjadi beban karena sulit untuk saling menghubungkan produk dari para pemasok yang berbeda.
Sejumlah perusahaan manufaktur peralatan jaringan komputer menyadari potensi ketidak sesuaian peralatan sebelum situasi menjadi tidak terkendali. IBM adalah salah satunya. Pada tahun 1970 IBM memasarkan 200 produk jaringan komputer yang berbeda yang dapat saling dihubungkan dengan 15 cara yang berbeda, dan majemen IBM memutuskan bahwa satu set protokol perlu disefinisikan agar menjadi panduan bagi pengembang di masa depan. IBM menamakan system protokolnya dengan System Network Architecture (SNA).
SNA diterima begitu baik sehingga perusahaan manufakture komputer lain mengembangkan standar mereka sendiri. Misalnya burroughs mengumumkan Burrougs Network Architecture (BNA) dan Honeywell mengembangkan Distibuted System Environment (DSE), namun para pemakai tidak melihat banyaknya standar dari perusahaan manufaktur sebagai solusi bagi permasalahan mereka. Misalnya, SNA dari IBM memudahkan hubungan dengan perangkat keras dan perangkat lunak IBM, tetapi tidak membantu pemakai yang ingin menggbungkan produk IBM dengan pemasok lain.